Ignition 1000 Startup Digital 2nd Wave yang
dilakukan di Universitas Airlangga Surabaya membuat sedikit saya terbrainwashi akan pentingnya kita berbisnis sembari menyelesaikan masalah - masalah
di Indonesia. Salah satu materi yang saya suka adalah yang dibawakan oleh Ibu
Lis (Staf khusus Menkominfo). Ibu Lis mengatakan bahwa saat ini pemerintah
Indonesia sedang ingin membangun ekosistem ekonomi kreatif di Indonesia yang
tentunya pelaku - pelakunya nanti adalah pemuda – pemuda Indonesia. Kunjungan
yang sering kali dilakukan ke San Fransisco lebih tepatnya ke Silicon Valley
untuk belajar bagaimana membuat bisnis yang bisa seperti perusahaan di sana
telah dilakukan oleh Bapak Jokowi dan para stafnya. Sehingga, pemerintah
berupaya membawa kurikulum yan diajarkan oleh para expert di Silicon Valley ke
Indonesia, salah satunya dengan adanya Gerakan Nasional 1000 Startup Digital.
Menurut Ibu Lis, Indonesia saat ini banyak mengalami
permasalahan yang harus diselesaikan mulai dari hulu sampai ke hilir. Tidak
hanya itu, bisnis yang sedang berjalan juga banyak terjadi permasalahan,
seperti permodalan, dll. Oleh karena itu, Menkominfo bersama dengan Kibar
menginisiasi adanya Gerakan Nasional ini agar pemuda – pemuda Indonesia bisa
menjadi bagian dari sebuah solusi untuk mnenyelsaikan masalah – masalah yang
ada di Indonesia. Dengan ini, kita sebagai pemuda seharusnya bersyukur karena
kita telah difasilitasi dan nantinya untuk dapat berkontribusi untuk Indonesia
bukan hal yang tidak mungkin.
Kemudian, materi berikutnya yang dibawakan oleh Bung Kamto.
Dari materi Bung Kamto saya belajar bahwa startup ini tidak untuk semua orang,
tapi hanya untuk segelintir orang yang mau merelakan hidupnya untuk kegagalan.
Karena inti dari membuat startup adalah fail
fast, learn fast. Apabila mental kita tidak kuat, setelah kita gagal maka
kita akan berhenti, tetapi beda dengan startup, di startup kita harus
senantiasa belajar dari setiap apa yang kita lalui, termasuk kegagalan. Semakin
kita mengetahui kegagalan kita, semakin kita belajar bagaimana menghindarinya
dan membuat kita semakin kaya akan ilmu. Hal ini mengingatkan saya akan pepatah
yang mengatakan “Pelaut yang handal tidak dilahirkan dari lautan yang tenang”.
Ya, semakin diri kita ditempa, semakin bertambah juga nilai dari diri kita.
Materi terakhir yang saya rasa paling esensial adalah materi
dari Bang Paw, yaitu tentang Lean Startup.
Dalam membuat sebuah bisnis konvensional, kita selayaknya pasti membuat sebuah
produk yang paling lengkap untuk siap dijual ke konsumen. Contohnya, untuk
membuat sebuah tahu isi, kita harus menjual tahu dan isinya secara langsung
kepada konsumen karena jelas-jelas memiliki rasa yang berbeda apabila yang
dijual hanya tahunya saja. Hal ini berbeda dengan Startup, startup dimulai dari
hal sederhana untuk dapat menuju tujuan besar dari startup tersebut. Oleh
karena itu sangat dianjurkan untuk sebuah startup memiliki tujuan jangka
panjang. Untuk membuat hal sederhana dari startup ada isitilah yaitu “Minimum Valuable Product”. MVP
digunakan untuk membuat sebuah produk yang sangat sederhana dari bentuk yang
sangat kompleks dari startup yang bertujuan untuk memvalidasi ide serta melihat
respon konsumen.
Oleh karena itu, dalam membuat sebuah startup menurut saya
tidak perlu berlama-lama memendam ide yang ada, segera cari co-founder yang
terpercaya, ceritakan ide, validasi ide, dan buat MVP hingga bentuk paling
sempurna dari startup yang kita miliki.
#SemangatPerubahan
#1000StartupDigital
#ApakahKalianJugaTerbrainwash?
Komentar
Posting Komentar